Saturday, February 10, 2007

Teaching with Passion

Learning being a journey, not a destination (Bilveer Singh, 2004). Filosofi ini perlu terus menerus diperjuangkan oleh setiap dosen yang melihat dosen adalah sebuah panggilan sebagai pendidik. Sebagai seorang pendidik, dosen harus memberdayakan mahasiswa untuk dapat mencapai kinerja atau hasil yang terbaik. Dosen juga harus mendorong mahasiswa agar dapat menjadi pribadi yang mampu berpkir kritis dan pribadi yang mampu belajar mandiri (independent learner). Untuk dapat mewujudkan hal tersebut seorang dosen harus memiliki “passion” dalam wujud kesabaran, ketekunan, antusiasme, dan semangat yang tinggi dalam mengajar.
Proses pembelajaran yang baik akan menghasilkan individu yang percaya diri dan memiliki disiplin diri yang tinggi sehingga dapat mengkatualisasikan pengetahuan dan ide-ide dengan baik. Untuk dapat menghasilkan lulusan dengan pribadi tersebut ada beberapa hal yang diperlukan, yiatu: (1) dosen harus memiliki ketrampilan berpikir kritis; (2) dosen harus memiliki kemampuan untuk tidak hanya transfer pengetahuan dan ketrampilan tetapi juga kemampuan untuk mengajar mahasiswa mengaplikasikan konsep atau teori dalam situasi nyata; (3) dosen secara intelektual harus memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dalam hal-hal yang bersifat ilmiah; (5) dosen harus melatih mahasiswa untuk dapat menjadi ahli dalam bidang yang dipelajari; (6) dosen harus mampu mendorong mahasiswa untuk memahami secara lebih holistik dan interdisipliner dalam meniti karir.
Dalam melakukan proses pembelajaran sebaiknya dosen dapat membangun relasi yang baik secara personal dengan mahasiswa baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Relasi yang baik antara dosen dan mahasiswa akan sangat membantu dalam proses pembelajaran. Diskusi berkaitan dengan materi kuliah atau kejadian-kejadian dalam masyarakat dapat dilakukan di dalam kelas maupun di luar kelas. Diskusi tersebut akan sangat membantu pemahaman secara holistik dan interdisipliner, sehingga mahasiswa akan menjadi semakin siap dalam menghadapi masa depannya di dalam kehidupan masyarakat. Dosen dapat memberikan data atau informasi yang terjadi di dalam masyarakat dan meminta mahasiswa untuk melakukan analisis akan hal tersebut. Untuk dapat terus mendorong semangat dan motivasi mahasiswa dalam belajar maka diharapkan dosen dapat memberikan apresiasi atas analisis yang dilakukan mahasiswa.
Perkembangan teknologi informasi yang cepat juga membuat perubahan dalam diri mahasiswa. Mahasiswa saat ini sangat berorientasi pada teknologi informasi. Sebaliknya dosen juga harus mengikuti perkembangan teknologi dan harus melek teknologi informasi. Diharapkan tidak ada gap atau jurang kemampuan penguasaan teknologi informasi antara mahasiswa dan dosen. Proses pembelajaran dengan menggunakan teknologi informasi menjadi cara yang baik untuk menarik minat mahasiswa dalam belajar dan dapat mendorong mahasiswa untuk lebih aktif dan mandiri dalam mengumpulkan informasi dan pengetahuan melalui internet.
Bilveer Singh (2004) menyatakan bahwa seorang dosen harus dapat membawa mahasiswa menjadi pribadi yang mandiri dalam belajar (independent learner) sepanjang hidup. Dosen adalah model bagi mahasiswa. Kesalahan dalam kata maupun perilaku dapat memberikan efek menghancurkan bagi mahasiswa di masa datang. Maka istilah dalam bahasa jawa bahwa “guru” adalah kepanjangan dari “digugu” dan “ditiru” menjadi sangat relevan. Dosen sebagai pendidik akan dapat menghasilkan proses pembelajaran yang baik salah satunya jika dosen dapat menerapkan konsep “digugu” dan “diitiru” atau dapat menjadi “role model” bagi mahasiswa. Proses pembelajaran harus dapat menghasilkan pribadi yang mandiri, terbuka, kreatif, inovatif, dan bermoral karena mereka adalah pemimpin dan pengembangan peradaban di masa datang.

No comments: