Thursday, January 31, 2008


Akankah Fed Rate Mempengaruhi Pasar Modal Global


Dalam dua minggu terakhir ini pasar modal Amerika dan mungkin dunia “dikejutkan” dengan keputusan Bank Sentral Amerika untuk menurunkan tingkat suku bunganya. Tidak tanggung-tanggung Bank Sentral Amerika dua kali melakukan penurunan suku bunga, pertama penurunan sebesar 75 bp (basis point) dari 4.25% menjadi 3,5% dan kedua penurunan sebesar 50 bp dari 3,5% menjadi 3%. Kebijakan ini walaupun mengejutkan sebenarnya cukup dinantikan oleh pasar mengingat kondisi perekonomian Amerika yang menurut beberapa pengamat menuju kea rah resesi. Kondisi tersebut dipicu oleh kasus Sub-prime Mortgage Loan di pertengahan tahun 2007. Kasus sub-prime mortgage loan ini sempat memicu keruntuhan pasar modl global.


Penurunan tingkat suku bunga ini diharapkan dapat memicu pertumbuhan ekonomi Amerika kea rah positif dan diharapkan dapat memberi efek positif ke pasar global. Seperti diketahui bahwa dalam bulan pertama tahun 2008 ini kondisi pasar modal global mengalami kelesuan. Kondisi tersebut juga terlihat di pasar modal Indonesia. Setelah Indeks BEI ditutup sebesar 2745,83 poin pada akhir tahun 2007 yang memberikan kinerja positif pada tahun 2008 bagi Bursa Efek Indonesia (BEI) sehingga membawa BEI menduduki ranking tiga di Asia, pada bulan Januari 2008 BEI sedikit mengalami kelesuan. Sampai dengan tanggal 30 Januari 2008 IHSG mengalami penurunan sebesar 135,47 poin atau sebesar 4,93%. Pasa modal Amerika juga mengalami kelesuan yang ditandai dengan penurunan indeks Dow Jones sebesar 821,99 atau sebesar 6,20% pada bulan pertama tahun 2008.

Penurunan IHSG memang tidak sebesar Indeks Dow Jones, namun kondisi tersebut cukup mengkuatirkan beberapa pelaku pasar di Indonesia. Penurunan suku bunga Fed bias jadi menjadi sinyal positif bagi pelaku pasar di Indonesia dan dunia akan kemungkinan perbaikan kondisi pasar modal global dan pasar modal Indonesia. Pertanyaanya adalah apakah penurunan suku bunga Fed ini akan cukup mendorong perbaikan ekonomi Amerika. Proses pemilihan presiden di Amerikan tahun 2008 ini bias jadi menjadi satu factor yang juga ditunggu-tunggu pasar, mengingat kebijakan politik dan ekonomi yang berbeda antara Partai Demokrat dan Partai Republik. Semua orang berharap demikian, karena sebagai negara adikuasa kondisi perekonomian di Amerika selalu dijadikan patokan bagi situasi perekonomian dunia. Jawabannya sama-sama kita tunggu bersama-sama bulan-bulan mendatang.

No comments: